Monthscape of Purwokerto

Tidak ada komentar
Sebagai seorang residen orthopaedi (diedit, karena katanya ga boleh typo 😰) yang sedang memasuki semester ke 8, setahun kedepan suami saya akan ditempatkan ke berbagai kota di pulau Jawa dengan durasi sebulan untuk tiap-tiap kota. Sejauh ini jadwal yang dikeluarkan dia akan bertugas di 5 kota pulau Jawa dan sisanya di Jakarta saja. Dan untuk Bulan Januari kemarin ia mendapatkan penugasan di:



PURWOKERTO

Tiap penugasan selalu dimulai dari tanggal 1 sampai tanggal 30/31 tiap bulannya. Oleh karena itu kami memesan tiket untuk keberangkatan tanggal 31 Januari 2017 jam 16.00. Karena kami memesan tiket relatif mendadak, pilihan jadwal (dan harga) keberangkatan tidak ada pilihan. Mana lagi bertepatan dengan liburan akhir tahun kan? Jadi kami membeli tiket kereta untuk kelas bisnis seharga Rp 285.000/orang. Padahal kalau cek hari biasa untuk pemesanan jauh hari sih Rp 180.000/orang untuk kelas eksekutif 😕.



Perjalanan Jakarta - Purwokerto via kereta api memakan waktu kurang lebih 5 jam. Sesampainya disana, saya dan Hasan dijemput orang tua yang sudah lebih dulu disana menggunakan mobil (sekalian) membawa barang (pindahan) kami 😅. Sementara suami bersama rekan-rekannya pergi sendiri karena ada acara dengan rumah sakit.

Jujur saja, karena mendadak pindahannya, mencari kosan jadi pekerjaan yang lumayan, karena rata-rata kosan pasutri yang saya hubungi via telepon sudah penuh untuk tanggal yang saya inginkan. Jadi keesokan harinya saya dan ortu survei ke incaran kosan yang sebelumnya sudah dilirik sama ortu saban menunggu kedatangan saya kemarinnya. Semuanya berlokasi dekat sekali dengan RS suami bertugas. Wrap up, ada 2 kosan yang menarik yang ada kamar kosong dan lokasi oke. Jujur saya rada kaget sebenarnya, Purwokerto tapi kok harga kosan se-mahal di Bandung dan Jakarta ya 😞. Udahlah harga segitu terus dihitung dua orang (Hasan ga dihitung). Dari 2 calon kosan, kosan A orang kedua dihitung 50%, kosan B 100% (????). Karena harga kosan A dan kosan B jadi sama, ya mending pilih kosan A. Kosan A ruangan lebih luas, kasur queenwell-maintained, ventilasi bagus plus dapat kamar yang ada jendela langsung keluar. Kosan B kamar lebih sempit, kasur 120 cm, ada jendela sih, tapi jendelanya mati. Alhasil harus terus-terusan pakai AC, mahal biaya listriknya euy. Kalo kosan A mah buka jendela aja udah adem, AC bisa dihidupkan pas jam tidur aja dan malam. Kosan A juga ada layanan laundry free-flow dengan membayar lebih Rp 100 ribu. Kalau mau sewa kulkas juga bisa. Wrap it, ambil kosan A! Kosan ini bentuknya rada unik, tampak depannya memiliki arsitek gedung Eropa, pake patung dan ornamen berasa yang punya kebanyakan duit 😶. Gedungnya gede, beberapa kamar di basement, 2 lantai diatas penuh kamar dan ada lantai ketiga sedikit yang berisikan kamar. Kalo ditotal kayaknya ada sekitar 60 kamar 😱. Jujur aja, selama di Bandung juga keluar-masuk kosan orang belum pernah liat kosan segede ini. Ada parkiran juga didepan bangunan sama di halaman belakang. Ini kayaknya kosan anak horang kayah deh. Kosan ini terletak di seberang RS Margono dan FK Unsoed. Otomatis 90% isinya mahasiswa kedokteran. Isinya kebanyakan orang mahasiswa kota besar. Plat-plat yang bertebaran kebanyakan B dan D .___. Eh, ada juga donk mobil Ford Ranger merah plat F, itu mahasiswa niat kuliah atau mejeng off-road sih?

The choosen kosan!


Sejujurnya, semenjak menjelang keberangkatan ke Purwokerto, saya merasa super semangat. Penasaran karena akan ke kota yang baru pertama kali didatangi. Penasaran, ada apa aja disana. Penasaran, apa saja yang bisa dieksplorasi. Penasaran, ada kuliner apa saja disana. Semua pertanyaan menjadi satu. Kalo orang rata-rata memiliki tipe beach-explorer dan mountain-explorer, saya adalah tipe legit city-explorer. Saya bisa menikmati setiap denyut dan nadi aktivitas di suatu kota baru. Meski kota itu besar. Meski kota itu kecil. Tidak masalah bagi saya.

Ternyata perasaan saya benar.

I kinda like this city! Sebuah kota yang menawarkan keramahan dan ketentraman. Tidak terlalu besar, tetapi nyaman. Bersih dan rapi. Dan yang tidak disangka, kota ini jauh lebih maju dari yang saya kira. Bank-bank swasta luar negeri semisal Maybank, Hana Bank, Commonwealth bertebaran. Kafe-kafe kekinian berkembang. Pusat perbelanjaan modern relatif lengkap. Salah satu yang menyenangkan adalah harga-harga disini jauh lebih murah dari Jakarta. Disini saya sekali makan selalu dibawah 40 ribu sekali keluar. Rumah makan tradisional hanya harga belasan ribu satu menu. Ini lah yang menyebabkan saya langsung menyusun jadwal untuk wisata kuliner 😋. Salah satu hal yang sangat berkesan adalah bagaimana berkualitasnya menyetir disini. Tidak ada kemacetan. Mau keluar dari kosan jam berapapun tidak masalah. Tidak bisa main gawai sambil menyetir karena selain tidak macet, lampu merahnya cuma sebentar. Berangkat dari kosan jam setengah 11, jam 12 sudah sampai di kosan kembali padahal sudah mampir belanja di 2 tempat.

Saya sungguh menikmati keberadaan saya selama sebulan di Purwokerto. Bagian yang menyenangkan adalah, saya disini tidak cuma berwisata, but also living. Kesempatan sebulan untuk hidup dan menjelajah. Kesempatan untuk menikmati setiap harinya secara santai. Ini kali ketiganya saya seperti ini. Kesempatan pertama saat saya dulu berkunjung ke Amerika saat orang tua saya bertugas disana. 2.5 minggu. 2.5 minggu untuk hidup yang termasuk sekedar belanja dan mengeksplorasi tempat-tempat menarik. Kali kedua saat saya di Dubai yang punya tujuan sama, mengunjungi orang tua. seminggu dikali 3 kunjungan. Waktu yang sangat cukup untuk mengetahui selak beluk kota. Karena bagi saya bahkan mengetahui sekedar belanja dimana, pasar dimana, bahkan menghapal peta adalah sangat menyenangkan.

1.5 minggu pertama di Purwokerto saya menjelajah menggunakan Go-car kalau hanya duo bersama Hasan. Namun lambat laun saya merasa tujuan saya jadi terbatas karena alih-alih untuk menghemat biaya, saya terbatas hanya bisa mengunjungi satu tempat tujuan untuk sekali perjalanan. Maka di minggu kedua saya mulai melakukan "riset", mengelompokkan daerah tujuan yang berdekatan. Merencanakan perjalanan. Sehingga saya bisa hanya sekali menggunakan Go-car (PP jadi dua kali), kemudian dengan berjalan kaki bisa mengunjungi tempat-tempat yang berada di dekatnya. Di akhir minggu kedua kami mendapatkan pinjaman mobil dari yang punya Rumah Sakit. Saya jadi lebih bebas bereksplorasi tanpa harus menunggu suami yang waktu bebasnya relatif sangat sempit.

Bagi saya, yang penting saat berkunjung ke kota baru adalah menghafal peta. Saya berjanji pada diri sendiri, sepulang dari Purwokerto saya harus sudah hafal peta jalannya. Alhamdulillah keinginan saya terwujud. Melalui supir Go-car, saya mengetahui jalan-jalan alternatif. Saya juga rajin membuka Google Maps saat sedang di kosan. Alhasil, saat saya sudah memegang kendali mobil sendiri, saya sudah menyetir tanpa bantuan Google Maps :D. Kecuali kalau harus melokasikan tempat baru ya.

Selain berbagai tempat-tempat menarik di Purwokerto, ternyata Rumah Sakit tempat suami saya magang, RSOP merupakan tempat yang menarik juga loh. Banyak aquarium kegemaran Hasan, halaman belakangnya luas sekali beserta playground meski sudah banyak yang karatan. Banyak kolam ikan juga disana diiringi dengan suasana gubuk.


Place of Interest (POI)

Dari sebulan waktu yang saya habiskan, izinkan saya bercerita mengenai tempat-tempat yang menarik di Purwokerto. Tempat-tempat ini bahkan juga termasuk pusat perbelanjaan

Pusat Perbelanjaan




Purwokerto sendiri adalah campuran dari kota modern dan tradisional. Kota ini memiliki sebuah mall besar bernama Rita Supermall (RSM). Sesuai namanya, department store yang ada juga bernama Rita. Karena Rita berasal dari Purwokerto, Supermarket Rita ini berserakan di penjuru kota Purwokerto. Ada juga Moro Mall yang konon katanya merupakan pusat hiburan sebelum berdirinya RSM. Ada juga supermarket khusus buah premium dan impor semacam Total buah di Jakarta. Namany Cherry. Ada supermarket independen seperti Berkah Jaya dan Intan Department Store. Pasar tradisional juga banyak dari pasar induk sampai pasar kecil. Untuk lebih lengkapnya bisa numpang intip disini.

Wisata Kuliner Tradisional




Menghadirkan kuliner asli Purwokerto di warung-warung sederhana. Ada Pecel Pincuk Bang Toyyib, Soto Sutri yang legendaris, Bakso & Soto Samiasih, Bakso Pekih, Sate kambing Moro Kangen dan Sate Kambing Yani dan Umaeh Inyong. Silahkan baca disini ya!

Kafe & Kuliner Modern




Saya sangat tidak menyangka ternyata kafe dan restoran fancy tumbuh berkembang sangat pesat. Baik dari interior dan menu. Tentunya dengan harga yang sangat miring dibandingkan di Jakarta. Yah, meskipun ada yang harganya sama sih. Dari kafe es krim Brasil dan Chocoklik, resto keluarga makanan tradisional seperti Pringsewu, kafe keluarga seperti Mannayo, South east dan red chilli, kafe nongkrong seperti Quattro, society dan level up, hingga kafe tema unik seperti Warung Pisa. Penasaran itu apa aja? baca disini.

Atraksi Kota




Alun-alun, sebagai identitas kota di pulau Jawa. Taman kota yang rapi dan bersih bertebaran seperti Taman Andhang Pangrenan, Balai Kemambang dan taman kecil Satria. Museum BRI yang menunjukkan dan menceritakan bahwa Purwokerto adalah cikal bakal dibentuknya Bank BRI. Hingga bioskop lokal (bukan jaringan 21, cineplex atau CGV) yang klasik. Klik disini.

Wisata Alam




Wisata Alam di suatu kota merupakan wahana yang cocok untuk keluarga untuk menikmati liburan. Tidak lupa, kota Purwokerto ini menyajikan wisata alam yang luar biasa. Ada Baturraden yang terkenal, Small world yang merupakan suatu inovasi hingga Taman Wisata Purbayasa yang lokasinya diantara Purwokero dan Purbalingga yang menawarkan pengalaman wisata yang komplit. Tidak lupa kita akan menikmati wisata alam ini dengan harga yang LUAR BIASA... murahnya. Cek disini.

Sebulan di Purwokerto membuat saya susah move on disaat menjelang kepulangan saya ke Jakarta. Berharap suami menyuruh nambah sebulan lagi but it won't happened karena jadwal bulan Februari suami saya lebih tidak manusiawi haha. Bagi saya Purwokerto adalah kota yang nyaris sempurna. Minusnya adalah bandara terdekat adalah Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta yang harus via kereta 2.5 jam dulu.

Salah satu yang paling sulit move on dari sini adalah menyetir berkualitas. Ga ada tuh menyetir mainan Hp karena no macet, paling rame di lampu merah, lampu merah pun ga lama, cuma sebentar. Baru ambil Hp buat mainan eh udah lampu hijau aja. lokasi antar tempat dekat-dekat. Pengalaman saya berangkat jam setengah 11 dari kosan udah sampe di kosan jam 12 teng. Padahal udah belanja atau nongkrong santai di dua tempat. Priceless.

Tidak ada komentar