Tentang Mimpi

Tidak ada komentar
Suami: Kamu ada rencana sekolah di luar negeri?
Saya: Sebenarnya ada. Tapi santai. Kenapa emangnya?
Suami: Aku ada rencana mau ke luar.

Tiba-tiba percakapan tersebut muncul di layar kaca ponsel. Tersentak. Setau saya suami mana ada keinginan melanjutka sekolah setelah spesialis. After all he has been through. After he will go through. 5 Tahun pendidikan dokter. 1 tahun internship. 5 tahun (rencananya) PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) dan kira-kira usianya menjejak 30 tahun saat menyelesaikan semuanya. A long way path. Very. Dan lagi kesibukannya jauh diatas rata-rata dibanding sekolah sarjana atau magister yang banyak waktu lowong seperti yang saya tempuh. Terus kemudian masa mau lanjut lagi? What a exhausted moment.

Tapi di sisi lain, ini rasanya seperti mimpi. Mimpi bisa tinggal di luar for just one year or two. Mimpi kali-kali saya bisa nebeng melanjutkan studi doktoral. Perlahan mimpi itu menjadi nyata.

Kemudian saya terbangun dari tidur.



Ini terjadi hari kemarin. Semua terasa sangat nyata. Sangat nyata tetapi cukup jelas kalau itu hanya bunga tidur semata. Mungkin karena saya memiliki sedikit kemampuan lucid dream semuanya terasa seperti itu. Yap, kerapkali saya sadar bahwa saya sedang bermimpi sewaktu saya ada dalam mimpi. Mimpi jadi sering seperti bermain game di PC atau console gaming. Jika yang terjadi di mimpi "gagal", saya bisa mengulang kembali ke waktu yang diinginkan. Mirip konsep game over - play again. Jika mimpi terlalu seru dan saya terbangun, saya bisa melanjutkan kelanjutan kisahnya dengan menutup mata lagi. Atau, jika saya memang harus bangun, terkadang saya bisa melanjutkan kisahnya di sesi tidur yang lain. Dengan cara memikirkan sekali mimpi yang ingin dilanjutkan itu.

Sepak terjang lucid dream saya terkadang berimbas tidak bisa membedakan mana dunia nyata dan mana dunia mimpi. Seperti contoh, saya sedang hendak tidur. Ditengah-tengah perjalanan menuju nyenyak, HP saya berbunyi pertanda SMS. Saya ingin sekali membuka dan membacanya, namun badan saya tak kuasa untuk bangkit. Alhasil kegiatan membuka HP dan membaca SMS dilanjutkan di dalam mimpi. Katakanlah saya sedang membaca dan membalas SMS dari orang yang bernama Raisa di mimpi.

Balas-balasan SMS dilakukan berulang kali. Kemudian saya terbangun. Mimpi saya sudah beres.

Saya pun beranjak mengambil HP, membuka dan membacanya.

Disana tertulis SMS dari Raisa. Dengan isi yang hampir nyaris sama dengan di mimpi.

Tidak ada komentar